Cacing Filariasis. Pengertian Filariasis Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria dan dapat menyerang hewan maupun manusia Ada banyak jenis parasit filaria memiliki ratusan jenis tapi hanya delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Lymphatic Filariasis Iphone Cases Fine Art America cacing filariasis
Lymphatic Filariasis Iphone Cases Fine Art America from fineartamerica.com

Definisi Filariasis Filariasis merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh cacing filaria Penyakit ini dapat tertular melalui perantara berbagai jenis nyamuk Saat terinfeksi penderitanya akan mengalami pembengkakan pada tungkai bawah kaki Hal tersebut membuat filariasis juga dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah.

Penyakit Filariasis Gejala, Penyakit, dan Cara Mengobati

Jenis FilariasisSimptom FilariasisPunca FilariasisDiagnosis FilariasisFaktor Risiko FilariasisRawatan FilariasisLapan jenis nematoda filarial diketahui boleh menggunakan manusia sebagai perumah mereka dan ini dibahagikan kepada tiga kumpulan utama mengikut kawasan badan yang cenderung terjejas seperti berikut Beberapa individu dengan filariasis tidak mempunyai gejala Namun ada individu lain yang terjejas mungkin mengalami episod keradangan akut saluran limfa (limfangitis) bersama suhu tinggi menggigil sakit badan dan kelenjar nodus limfayang bengkak Jumlah cecair yang berlebihan dapat terkumpul (edema) di kawasan yang terjejas (iaitu lengan dan / atau kaki) tetapi pengumpulan ini biasanya hilang setelah gejala lain hilang Serangan juga boleh disertai dengan keradangan akut pada alat kelaminyang menyebabkan keradangan sakit dan pembengkakan testis (orkitis) saluran sperma (funiculitis) dan / atau saluran sperma (epididymitis)pada lelaki Skrotum juga boleh menjadi bengkak dan menyakitkan secara tidak normal Sebilangan individu dengan filariasis mempunyai tahap sel darah putih (eosinofilia) yang tinggi secara tidak normal dalam episod gejala akut Apabila keradangan ini hilang tahap ini kembali normal Filariasis boleh menyebabkan pembengkakan kelenjar nodus limfa kronik (limfa Filariasis adalah penyakit tropik berjangkit yang jarang berlaku disebabkan oleh parasit cacing bulat(nematode) Wuchereria bancrofti atau Brugia malayi Gejala yang berlaku biasanya disebabkan reaksi keradangan pada cacing dewasa Beberapa individu juga mungkin mengalami reaksi hipersensitiviti terhadap parasit larva kecil (microfilariae) Diagnosis filariasis memerlukan pemeriksaan ‘smear’ darah untuk mengesan kehadiran cacing bulat larva W bancrofti atau B malayi Memandangkan jumlah parasit (parasitemia) dalam darah adalah lebih tinggi pada waktu malam sampel darah paling baik diperoleh pada waktu malam Apabila parasit ini tidak dijumpai dalam darah cacing dewasa kadangkala boleh didapati dalam sampel kelenjar nodus limfa dari individu yang dijangkiti Ujian diagnostik yang lebih mudah ditemui barubaru ini dan boleh digunakan pada bilabila masa sepanjang hari Ini dibuat berdesarkan pengesanan kehadiran antibodi yang dihasilkan sebagai reaksi terhadap bahan asing iaitu parasit itu sendiri Filariasis adalah penyakit biasa di kawasan tropika di dunia Organisma W bancrofti terdapat di seluruh Afrika Asia China dan Amerika Selatan B malayi pula dijumpai di Asia Selatan dan Asia Tenggara Oleh itu individu yang mengunjungi kawasan endemik untuk jangka masa yang panjang dan terutama mereka yang berada di kawasan atau situasi di mana mereka terdedah kepada nyamuk yang dijangkiti boleh menjangkitinya Peningkatan dos bagi salah satu ubat antiparasit utama adalah rawatan untuk gangguan tersebut Antara ubat ini adalah ivermectin albendazole dan diethylcarbamazine Ubat ini berfungsi untuk menyingkirkan cacing larva untuk menyekat reproduksi cacing dewasa atau membunuh cacing dewasa Walaupun ubat ini berkesan penggunaannya masingmasing mempunyai kesan sampingan (tindak balas buruk) Kesan sampingan ini dapat diatasi dengan menggunakan ubat antihistamin dan/ atau antiradang Penghapusan cacing dewasa mesti dilakukan dengan berhatihati kerana kepekatan cacing mati yang tinggi dalam limfa atau darah dapat menimbulkan reaksi alergi dan bisul yang berbahaya Seterusnya pembedahan boleh digunakan untuk merawat beberapa individu dengan filariasis yang mengembangkan pengumpulan cecair tidak normal di skrotum (hidrokel) Pembedahan juga dapat dilakukan untuk membuang sisa cacing dewasa dan kalsifikasi yang tumbuh di sekitarnya Rawatan ‘elephantiasis’ pada kaki biasanya terdiri da.

Filariasis – Jenis, Simptom, Punca, Diagnosis, Faktor Risiko

Cacing filaria kemudian akan berkembang biak di pembuluh getah bening dan menyumbat peredaran getah bening hingga menyebabkan kaki gajah Beberapa jenis cacing filaria yang menyebabkan filariasis atau kaki gajah adalah Wuchereria bancrofti Brugia malayi dan Brugia timor.

Lymphatic Filariasis Iphone Cases Fine Art America

Penyakit Filariasis Gejala, Penyebab, Pengobatan

mengobati Alodokter Gejala, penyebab dan Kaki Gajah

CDC DPDx Lymphatic Filariasis

Brugia malayi Life CycleWuchereria bancrofti Life CycleHosts and VectorsGeographic DistributionClinical FeaturesDuring a blood meal an infected mosquito (typically Mansonia spp and Aedes spp) introduces thirdstage filarial larvae onto the skin of the human host where they penetrate into the bite wound They develop into adults that commonly reside in the lymphatics The adult worms outwardly resemble those of Wuchereria bancrofti but are smaller Female worms measure 43 to 55 mm in length by 130 to 170 μm in width and males measure 13 to 23 mm in length by 70 to 80 μm in width Adults produce microfilariae measuring 177 to 230 μm in length and 5 to 7 μm in width which are sheathed and have nocturnal periodicity (in some regions B malayi may be subperiodic and note that microfilariae are usually not produced in B pahangi infections) The microfilariae migrate into lymph and enter the blood stream reaching the peripheral blood A mosquito ingests the microfilariae during a blood meal After ingestion the microfilariae lose their sheaths and work their way through the wall of th During a blood meal an infected mosquito introduces thirdstage filarial larvae onto the skin of the human host where they penetrate into the bite wound They develop in adults that commonly reside in the lymphatics The female worms measure 80 to 100 mm in length and 024 to 030 mm in diameter while the males measure about 40 mm by 1 mm Adults produce microfilariae measuring 244 to 296 μm by 75 to 10 μm which are sheathed and have nocturnal periodicity except the South Pacific microfilariae which have the absence of marked periodicity The microfilariae migrate into lymph and blood channels moving actively through lymph and blood A mosquito ingests the microfilariae during a blood meal After ingestion the microfilariae lose their sheaths and some of them work their way through the wall of the proventriculus and cardiac portion of the mosquito’s midgut and reach the thoracic muscles There the microfilariae develop into firststage larvae and subsequently into third Wuchereria bancrofti Brugia malayi and B timori are considered human parasites as animal reservoirs are of minor epidemiologic importance or absent felid species and some primates are the primary reservoir hosts of zoonotic B pahangi The typical vector for Brugia spp filariasis are mosquito species in the genera Mansonia and Aedes W bancrofti is transmitted by many different mosquito genera/species depending on geographical distribution Among them are Aedes spp Anopheles spp Culex spp Mansonia spp and Coquillettida juxtamansonia W bancrofti was once widespread in tropical regions globally but control measures have reduced its geographic range It is currently endemic throughout SubSaharan Africa (excluding the southern portion of the continent) Madagascar several Western Pacific Island nations and territories and parts of the Caribbean Bancroftian filariasis also occurs sporadically in South America India and Southeast Asia Brugia spp associated with LF are more geographically limited and occur only in Southeast Asia Like W bancrofti control measures have reduced the occurrence and endemic range considerably Brugia timori is restricted to the Lesser Sunda Islands of Indonesia While severe manifestations do not develop in the majority of infections LF is a potentially highly disfiguring and disabling disease The most prominent clinical feature is the development of severe lymphedema of the limbs (“elephantiasis”) and occasionally genitalia (hydrocele) due to dysfunction of lymphatic vessels Affected limbs become grossly swollen the skin may become thick and pitted and secondary infection are frequent due to lymphatic dysfunction Scrotal hydrocele is also seen in some infected males Lymphangitis lymphadenopathy and eosinophilia may accompany infection in the early stages A chronic syndrome called “tropical pulmonary eosinophilia” has been associated with W bancrofti and B malayi infections involving eosinophilic pulmonary infiltrate peripheral hypereosinophilia wheezing chest pain splenomegaly and bloody sputum This has most frequently been documented in South and Southeast Asia.